Mantan Guitaris Terbaik yang Bertobat dan Menjadi Da'i





MANTAN GUITARIS TERBAIK YG BERTAUBAT [KINI DA'I AHLUS SUNNAH] ADALAH MUTIARA ILMU DI JOGYA YG DISIA-SIAKAN
Alhamdulillah. Terkait status ana sebelumnya ttg mantan musisi yg bertaubat, mohon maaf ana tdk bisa menyebutkan namanya krn tdk ada izin dari beliau. Cukuplah kisahnya utk diambil pelajaran.

Satu lagi pelajaran yg bisa kita petik, beliau masuk pondok pd umur sekitar 25 thn dlm keadaan BELUM BISA BACA AL-QUR'AN kecuali surat Yasin, tetapi dgn kesabaran dan perjuangan serta RELA MENINGGALKAN DUNIANYA UTK SEMENTARA WAKTU dan MENINGGALKAN GEMERLAP MAKSIAT MUSIK demi BELAJAR DI PONDOK akhirnya dgn pertolongan Allah ta'ala, beliau bisa membaca Al-Qur'an, membaca kitab2 ulama dan mempelajari ilmu-ilmu ushul.

Sampai suatu ketika dgn taufiq dari Allah ta'ala, dgn mudahnya beliau bisa mengalahkan debat seorg yg dianggap pakar hadits terkait hadits tahrik jari dlm tasyahhud, dan debat itu terjadi tanpa direncanakan sebelumnya.

Alhamdulillah setelah itu beliau mendapat nikmat dari Allah ta'ala utk bisa belajar di Propinsi Al-Qosim, Saudi Arabia, sebuah daerah yang dikenal dengan pendalaman ilmu-ilmu ushul dan fiqh, daerah asal Asy-Syaikh As-Sa'di, Asy-Syaikh Ibnul 'Utsaimin rahimahumallah, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah yg sampai saat ini masih sangat sedikit thullab Ahlus Sunnah Indonesia yg bisa belajar di sana, dibandingkan dgn kota-kota ilmu lainnya.

Maka siapa saja yang mau bersabar, berjuang dan tentunya berdoa insya Allah ta'ala ia pun bisa meraih ilmu yg luas dan pemahaman yg mendalam utk kemudian mengajarkannya kpd kaum muslimin.

Dan sangat ana sayangkan, betapa semangatnya beliau dalam mengajar, terutama ilmu-ilmu ushul dan Bahasa Arab namun sedikit sekali thullab yang mulazamah dgn beliau. Tidak diragukan lagi ini adalah nikmat yg disia-siakan, dan kalau sampai beliau pergi dari Jogya krn disia-siakan ilmunya maka itu adalah KERUGIAN BESAR.

Dan berikut pembahasan singkat (dari artikel lama) utk menyempurnakan faidah ttg HARAMNYA NYANYIAN DAN ALAT MUSIK, DAN SULITNYA BERTAUBAT DARINYA
Allah ta'ala berfirman,
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِين
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” [Luqman: 6]
Sahabat yang mulia, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu ketika menjelaskan makna, “perkataan yang tidak berguna” yang dicela oleh Allah Ta’ala dalam ayat di atas, beliau berkata,
الغناء، والله الذي لا إله إلا هو، يرددها ثلاث مرات
“Maksudnya adalah nyanyian, demi Allah yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia,” beliau mengulangi sumpahnya tiga kali.”[Tafsir Ath-Thobari, 21/39, sebagaimana dalam Tafsir Ibnu Katsir, 6/330]

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
وكذا قال ابن عباس، وجابر، وعِكْرِمة، وسعيد بن جُبَيْر، ومجاهد، ومكحول، وعمرو بن شعيب، وعلي بن بَذيمة.

وقال الحسن البصري: أنزلت هذه الآية: { وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ } في الغناء والمزامير.

“Penafsiran yang sama juga dikatakan oleh Abdullah bin Abbas, Jabir, Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Mujahid, Makhul, ‘Amr bin Syu’aib dan Ali bin Badzimah.

Dan berkata Al-Hasan Al-Basri, turunnya ayat ini “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan,” dalam (mencela) nyanyian dan alat-alat musik (seperti seruling dan semisalnya, pen).”[Tafsir Ibnu Katsir, 6/331]
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
“Akan ada nanti segolongan umatku yang menghalalkan zina, sutera (bagi laki-laki diharamkan, pen), khamar dan alat-alat musik.” [HR. Al-Bukhari no. 5628, dari Abu Malik Al-‘Asy’ari radhiyallahu’anhu]

MUSIK ADALAH KHAMAR JIWA
Taubatnya seseorang dari dosa musik adalah sebuah kenikmatan yang sangat besar. Betapa tidak, meninggalkan musik adalah perkara yang sulit, kecuali bagi orang yang dimudahkan oleh Allah ta’ala, sebab musik adalah KHAMAR JIWA yg dapat menyebabkan kecanduan, Mantra Perzinahan, yang memalingkan dari Al-Qur’an. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
و الْمَعَازِفُ هِيَ خَمْرُ النُّفُوسِ تَفْعَلُ بِالنُّفُوسِ أَعْظَمَ مِمَّا تَفْعَلُ حُمَيَّا الْكُؤُوسِ
"Dan alat-alat musik itu adalah KHAMARnya jiwa, pengaruhnya lebih dahsyat dibanding khamar dalam gelas.” [Majmu' Al-Fatawa, 10/417]

Sebagaimana mantra para penyihir dapat berpengaruh buruk -dengan izin Allah ta'ala-, demikian pula nyanyian dapat mengantarkan kepada zina penglihatan, pendengaran, hati dan mungkin lebih daripada itu. Beliau (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah) juga berkata,
فَالْغِنَاءُ رُقْيَةُ الزِّنَا
“Nyanyian itu adalah mantra perzinahan.” [Ibid, 10/418]

Sampai-sampai para pecinta musik itu dapat bergetar jiwanya, tergerak hatinya dan bangkit semangatnya ketika mendengarkan nyanyian [termasuk nasyid] namun ketika mendengarkan Al-Qur’an tidak ada atau sedikit sekali pengaruhnya dalam diri mereka. Beliau (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah) juga berkata,
وَلِهَذَا يُوجَدُ مَنْ اعْتَادَهُ وَاغْتَذَى بِهِ لَا يَحِنُّ إلَى الْقُرْآنِ وَلَا يَفْرَحُ بِهِ وَلَا يَجِدُ فِي سَمَاعِ الْآيَاتِ كَمَا يَجِدُ فِي سَمَاعِ الْأَبْيَاتِ ؛ بَلْ إذَا سَمِعُوا الْقُرْآنَ سَمِعُوهُ بِقُلُوبٍ لَاهِيَةٍ وَأَلْسُنٍ لَاغِيَةٍ وَإِذَا سَمِعُوا سَمَاعَ الْمُكَاءِ وَالتَّصْدِيَةِ خَشَعَتْ الْأَصْوَاتُ وَسَكَنَتْ الْحَرَكَاتُ وَأَصْغَتْ الْقُلُوبُ وَتَعَاطَتْ الْمَشْرُوبَ
“Oleh kerana itu, ada orang-orang yang sudah terbiasa mendengarkan nyanyian dan merasa puas dengannya; tidak tertarik untuk mendengar Al-Qur’an dan tidak pula bahagia dengannya. Dia tidak terkesan ketika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an sebagaimana ketika mendengar lirik-lirik lagu.

Bahkan, jika mereka mendengar Al-Qur’an, mereka mendengarnya dengan hati yang lalai dan lisan yang kosong. Tetapi, apabila mereka mendengar tepukan dan tiupan musik, maka mereka dengarkan dengan seksama, diam terpaku, jiwa membisu, seraya meneguk minuman (khamar jiwa).” [Ibid, 11/568]

Maka berbahagialah seorg yg telah ditolong oleh Allah ta'ala utk bertaubat dari dosa tsb, janganlah ia mencoba-coba utk kembali.
WabiLlahit taufiq.


Posting Komentar untuk "Mantan Guitaris Terbaik yang Bertobat dan Menjadi Da'i"