Jenuhnya Menunggu dalam Ketidakpastian

Pernah Menunggu? Atau sedang menunggu jodoh yang tak kunjung datang? Kasihan..Hee, bagaimana rasanya menunggu? bosan, jenuh, kesal apalagi sesuatu yang ditunggu tersebut belum memiliki kepastian kapan datangnya rasanya pengen ngacak-ngacak tong sampah aja ya.

*Artikel ini edisi curhat
Hari ini saya dapat tugas, yang merupakan bagian tugas negara yang harus saya selesaikan. Yaitu mengambil soal USBN (Ujian Sekolah Berbasis Nasional) ribet yah namanya? Ada yang lebih ribet lagi nih UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) ada lagi UNKP (Ujian Nasional Kertas dan Pensil) dan tambahan istilah dari saya UHGKK (Ujian Hidup Ga Kelar-Kelar) yang ini obatnya cuma YSH (yang Sabar, Hee). Emang lagi musim sih singkatan-singkatan baru macam ini.

Menurut pengumuman pada hari sebelumnya pengambilan soal USBN dilakukan pada hari Minggu pukul 09.00 s/d selesai, dihari Minggu tersebut dengan Pedenya saya pesan Grab Car untuk mengambil soal USBN, kenapa pakai Grab Car? Karena supir sekolah yang biasa nganter-nganterin lagi nemenin owner jalan-jalan ke Jogja (Ini namanya bisnis sukses, bisnis jalan owner jalan-jalan) dan kenapa juga ga bawa mobil sendiri? Karena belum punya gan, kalau gw punya ngapain persen Grab car.

Sesampainya di sana , kok sepi? Cuma sendiri! Walau sudah terbiasa sendiri tapi kali ini saya merasakan keanehan. Kemudian tiba-tiba datang lagi rombongan satu mobil untuk ambil soal USBN juga. Setelah turun dari mobil dan bersalam-salaman, kami saling bertanya "Pada kemana?" Tidak ada yang bisa jawab, karena sama-sama baru datang dan tidak ada orang lain yang bisa membantu menjawab pertanyaan.

Setelah beberapa saat, saya iseng untuk buka grup WA, ternyata ada satu pengumuman penting yang belum terbaca, bahwa pengambilan soal USBN diundur pukul 14.00 WIB. Wadauu, sepele sekali cuma gara-gara belum buka WA saya ketinggalan informasi dan jadi mondar mandir begini.

Lanjutan ceritanya di part 2 yah, biar penasaran dan lebih gereget...

Rian Sahrudin

Posting Komentar untuk "Jenuhnya Menunggu dalam Ketidakpastian"