Subhaanallah atau Maasya Allah (Kadang Terbalik)

Ungkapan Subhaanallah dianjurkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, dan dengan ucapan itu kita menetapkan bahwa Allah Maha Suci dari semua keburukan tersebut. Kebalikannya dari ucapan Maasya Allah, yang diucapkan bila seseorang melihat yang indah-indah. Penggunaan kedua kalimat ini di tengah masyarakat Islam tanah air kerap terbalik-balik, kecuali pada sebagian orang yang mengerti ajaran Sunnah ini. Wallahu'alam..

(Catatan kaki ust Abu Umar Basyier di buku Prahara Cinta hal. 173 cet, Shafa Publika)

Publikasi : www.rynoedin.blogspot.com

8 komentar untuk "Subhaanallah atau Maasya Allah (Kadang Terbalik)"

Comment Author Avatar
Astaghfirullohaladzim... memang sering terbalik2, jazakallah
Comment Author Avatar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Comment Author Avatar
begitukah? bisa jelaskan dengan dalil yang lain? karena disitu hanya bersumber dari buku saja , kan? bukan dari hadits atau firman Allah? afwan akh Ryn kalo rada cerewet, emang kudu cerewet buat kebenaran agama. ^___________^
biar lebih PD juga infoin ke temen-temen yang lain.

syukron
Comment Author Avatar
@Annesa SP, trimakasih atas nasihatnya, dan postingan ini belum kami hapus, dan masih utuh seperti pada saat dipostingkannya tulisan ini, untuk postingan ini ana hanya manukil (sebagaiman sudah ana sebutkan di postingan.

untuk memperjelas masalah ini saya nukilkuan kembali penjelasan lain dari ust Aris munandar di web Muslimah.or.id:

"Masya Allah"

Yang satu ini, seringkali penulis dengar dilafalkan bukan pada tempatnya. Masya Allah memiliki makna “Atas kehendak Allah”. Lafadz ini diucapkan ketika kita takjub melihat kelebihan yang dimiliki oleh orang lain, baik berupa harta, kondisi fisik atau yang lainnya. Dalam surat Al Kahfi, terdapat tambahan,

“Masya Allah laa quwwata illa billah”

“Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dengan bantuan Allah.”

Lafadz ini juga berkaitan dengan penyakit ‘ain. Dengan melafadzkan “Masya Allah” ketika kita mengaggumi kelebihan yang dimiliki orang lain, diharapkan orang tersebut tidak terkena penyakit ‘ain disebabkan pandangan kita. Karena penyakit ‘ain ini dapat terjadi baik kita sengaja ataupun tidak.

Nah…yang sering menarik pandangan seseorang adalah tingkah dan fisik anak kecil yang menggoda. Pipinya yang lucu, matanya yang nakal dan lain sebagainya. Lalu datanglah pujian dari sanak, saudara atau teman sekitar kita. Namun kita mungkin lupa, bahwa anak juga merupakan anugrah yang dapat terkena ‘ain. Maka, ingatkanlah orang-orang sekitar untuk mengucapkan masya Allah ketika memberikan pujian kepada anak kita. Begitupula dengan kita sendiri ketika memuji anak atau benda milik seseorang, maka ucapkanlah ‘masya Allah’ ini.

(http://muslimah.or.id/fikih/lafadz-lafadz-yang-ringan-di-lidah.html)