KH. Ali Mustofa Ya'qub Wafat (Mantan Imam Besar Istiqlal)
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kabar duka kembali terdengar pada kamis pagi ini 28 April 2016, mantan imam besar Masjid Istiqlal KH. Ali Mustofa Yaqub wafat pada pulu 06.00, sebagaimana yang dikabarkan oleh Republika.com.
Sebelumnya beliau menjabat sebagai imam besar Masjid Istiqlal dan diganti posisinya sekitar bulan Januari kemarin, beliau juga sebagai Pengasuh Pesantren Darussunnah, Ciputat, dikabarkan pula beliau wafat di Rumah sakit Hermina, Ciputat.
Semoga Allah balas kebaikan-kebaikan beliau dan atas pembelaan beliau terhadap umat Islam dan Allah ampuni segala kesalah dan khilaf beliau. Aamiin.
Berikut sedikit tentang biodata beliau :
Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA (lahir di Batang, Jawa Tengah, 2 Maret 1952; umur 64 tahun) adalah seorang Imam Besar Masjid Istiqlal. Cita-citanya untuk belajar di sekolah umum tidak terlaksana, karena setelah tamat SMP ia harus mengikuti arahan orangtuanya, belajar di Pesantren. Maka dengan diantar ayahnya, pada tahun 1966 ia mulai nyantri di Pondok Seblak Jombang sampai tingkat Tsanawiyah 1969. Kemudia ia nyantri lagi di Pesantren Tebuireng Jombang yang lokasinya hanya beberapa ratus meter saja dari Pondok Seblak. Di samping belajar formal sampai Fakultas Syariah Universitas Hasyim Asy’ari, di Pesantren ini ia menekuni kitab-kitab kuning di bawah asuhan para kiai sepuh, antara lain al-Marhum KH. Idris Kamali, al-Marhum KH. Adlan Ali, al-Marhum KH. Shobari dan al-Musnid KH. Syansuri Badawi. Di Pesantren ini ia mengajar Bahasa Arab, sampai awal 1976.
Tahun 1976 ia menuntut ilmu lagi di Fakultas Syariah Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Saudi Arabia, sampai tamat dengan mendapatkan ijazah license, 1980. Kemudian masih di kota yang sama ia melanjutkan lagi di Universitas King Saud, Jurusan Tafsir dan Hadis, sampai tamat dengan memperoleh ijazah Master, 1985. Tahun itu juga ia pulang ke tanah air dan kini mengajar di Institut Ilmu al-Quran (IIQ), Institut Studi Ilmu al-Quran (ISIQ/PTIQ), Pengajian Tinggi Islam Masjid Istiqlal, Pendidikan Kader Ulama (PKU) MUI, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STIDA) al-Hamidiyah, dan IAIN Syarif Hidayatullah, Tahun 1989, bersama keluarganya ia mendirikan Pesantren “Darus-Salam” di desa kelahirannya.
Mantan Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Riyadh yang aktif menulis ini, kini juga menjadi Sekjen Pimpinan Pusat Ittihadul Muaballighin, Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat, Ketua STIDA al-Hamidiyah Jakarta, dan sejak Ramadhan 1415 H/Februari 1995 ia diamanati untuk menjadi Pengasuh/Pelaksana Harian Pesantren al-Hamidiyah Depok, setelah pendirinya KH. Achmad Sjaichu wafat 4 Januari 1995. Terakhir ia didaulat oleh kawan-kawannya untuk menjadi Ketua Lembaga Pengkajian Hadis Indonesia (LepHi).
Alloohummagh firlahu
warhamhu wa'aafihi wa'fu
'anhu....
BELIAU ADALAH KYAI YG PERNAH
MENGATAKAN"DALIL ITU ADALAH
AL QUR'AN DAN AS SUNNAH
BUKAN NUSANTARA"...
Dan Beliau juga adalah Orang yg
Sangat Keras Mencegah masuk
nya Aliran Sesat Syi'ah di
Indonesia....
Beliau juga Lulusan dari Universitas Muhammad Bin Su'ud Saudi Arabia.
Bukan hanya itu beliau jg selalu berdakwah "bahwa ummat islam harus kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah serta para pendahulu yg berpegang teguh kpd sunnah Rasulullah shalallohu alaihi wasallam"
"Dan juga melarang kpd ummat islam untuk mengikuti hawa nafsu dan perkara2 baru yg tdk pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para shahabatnya"
Semoga Allah mengahpuskan segala dosa2nya dan menerima semua amalannya..
Penuturan salah satu sahabat beliau melalui akun fb dengan nama Sri Darma Krida
7.25 pagi, sebuah pesan masuk "Prof Dr Mustafa Ali Ya'qub meninggal dunia pukul 6.30 pagi". Saya telp no beliau, masuk dan diangkat oleh seorang perempuan,"UstdDarma ada dimana? saya jawab,"saya di Jogja bu". "Bapak meninggal dunia,mohon doa nya..(putus..tangis). Uhhh. Semoga Allah merahamati beliau rahimahullah. Memori ini membawa ke tahun 2008 ketika pertama kali bertemu beliau di KBRI Washington DC,awal mula kenal dan berdiskusi dalam sebuah kunjungan kenegaraan. 2013 saya berkesempatan menemani beliau disela-sela kunjungan beliau ke Amerika serikat. Orangnya santai, humoris dan berbicara secukupnya, ilmu nya tergambar dari sikap kehati-hatian nya. Sekembali saya ke Indonesia, 2014 beliau mengundang saya ke Jakarta dalam sebuah acara yang ditaja oleh Kedutaan Saudi. Sayapun hadir atas undangan beliau. Semenjak itu diskusi kami melalui telp dan SMS cukup dikatakan sering, baik di Jakarta ataupun ketika kunjungan beliau ke Jogja. Saya sempat meminta 50 buku karya beliau soal Wahabi dan NU yang beliau tulis, beliau sanggupi (saat itu saya meminta sahabat saya Amrullah Akadhinta untuk mengambil ke Jakarta). Sebab buku itulah beliau dituduh sebagai wahabi. Pesan terakhir beliau kepada saya melalui SMS, soal penggantian beliau sebagai Imam Besar Istiqlal Jakarta. Kita semua tentu tahu sepak terjang beliau dalam menahan gempuran liberal/sekularisme/syiah dan pahaman menyimpang lainnya. Kini diskusi itu terhenti, sebab kita pula pasti akan menyusul cepat atau lambat, namun pasti.
*dari berbagai sumber
Posting Komentar untuk "KH. Ali Mustofa Ya'qub Wafat (Mantan Imam Besar Istiqlal)"
Posting Komentar