Teks Presentasi Ust. Dr. Ali musri Semjan Putra di Muktamar Ulama Internasional Kuwait
Beberapa hari kemarin tersebar di berbagai media sosial tentang kabar dan video salah satu ustadz salafi Indonesia yang menjadi salah satu pengisi muktamar ulama Ahlussunnah wal jama'ah di Kuwait yaitu Ust. Dr. Ali Musri Semjan Putra.
Point penting yang menjadi pembahasan oleh ust Ali Musri dalam muktamar tersebut adalah penjelasan tentang pentingnya mengikuti manhaj salaf dalam memerangi pemikiran-pemikiran menyimpang dalam umat ISlam terutama berkaitan dengan firqoh khowarij.
Dua point terbesar yang saya baca dari teks beliau tentang mengapa banyak pemikiran-pemikiran menyimpang dalam tubuh umat Islam, yaitu
- Menyelisihi manhaj salaf
- melanggar ketaatan kepada pimimpin Kaum Muslimin
Berikut teks lengkap dari ust Dr. Ali Musri Semjan Putra, beserta video yang di sampaikan oleh beliau :
Doktor ‘Ali Musri Semjan Putra -hafizhahullaah- berkata:
بسم الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم االدين.
في هذا البحث قدّمْتُ بالمقدِّمة؛ فيها:
- مناهج البحث،
- وكذلك الشكْرُ والتقدير للقائمين على المؤتمَر، وكذلك لدولة الكويت -حكومةً وشَعْبًا-.
ثمّ، في هذا البحث: تكلّمْتُ عن أبرز الأصول -[أصول] أهل السنّة يعني- خالف فيها الخوارجُ أهلَ السنّة -الأبرز؛ ليس جميع الأصول في العقيدة- ولكن أبرزها في أربعة مباحث، وتحت كلّ مبحث: ثلاثة مطالب.
في المبحث الأوّل: تكلّمْتُ عن مخالفة الخوارج لأصل أهل السنّة؛ وهو: وجوب اتّباع منهج السلف الصالح. وهذا مِن أسباب -ومِن أعظم أسباب- [انحراف] جميع الفِرَق -ليس الخوارج فقط-، بل جميع الفِرَق؛ سبب انحرافهم هو: بُعْدُهم عن منهج السلف الصالح.
والشاهد على ذلك: أنّ أثر منهج السلف في مناصحة الخوارج -كما [هو] معروف عندنا-؛ وهي مناظرة ابن عبّاس للخوارج: كيف أثّر فيهم ورجع عدد كبير منهم.
كذلك: قصّة يزيد الفقير؛ لما مرّ بالمدينة وسمع جابر بن عبد الله ألقى الدَّرْسَ بالمسجد النبويّ: رجع عن فكرتهم.
ولذلك مِن أهمّ الوسائل لمكافحة فكرة التطرُّف والغلوّ: إنّما هو محصور في منهج السلف -... الأولى-. ليس هناك أيّ طريقة لمكافحة التطرُّف والغلوّ إلاَّ منهج السلف. وهذا شاهد مِن التاريخ ما مرّ بنا.
كذلك ذكرْتُ الأدلّة مِن الكتاب والسنّة وأقوال السلف في اتّباع منهج السلف.
في المبحث الثاني: تكلّمْتُ عن التحذير [مِن] الغلوّ. وهذه سمة ظاهرة في الخوارج: الغلوّ والتطرُّف.
وتكلّمْتُ في هذا المبحث عن التحذير مِن الغلوّ مِن القرآن والسنّة -هذا في المطلب الأوّل-.
في المطلب الثاني: تكلّمْتُ عن الأسباب التي تؤدِّي إلى الغلوّ.
وفي المطلب الثالث -تحت المبحث الثاني-: تكلّمْتُ عن علاج فكرة الغلوّ والتطرُّف.
ثمّ المبحث الثالث: مِن أصول أهل السنّة والجماعة التي خالف فيها الخوارجُ أهلَ السنّة: وهو وجوب طاعة السلطان وطاعة حُكَّام المسلمين.
بعد قراءة وتدبُّر واقع المسلمين: حصرْتُ أنّ جميع أهل البِدَع متّفقون على مخالفة الأصلّيْن:
- طاعة الحُكَّام،
- ومخالفة منهج السلف.
هذه طريقتهم: يُبْعِدون النّاسَ عن الدُّعَاة إلى منهج السلف، ثمّ يَطْعَنُون في الحُكَّام. لماذا كذلك؟ هم يُريدون إذا سقط مكانة السلطان والحُكَّام عند المسلمين؛ مِن هنا يستطيعون أنْ ينشروا أفكارهم. فالمسلمون لا يَثِقُون بِحُكَّامهم؛ فينشرون أفكارهم.
ولماذا يريدون أنْ ... عن دعوة العلماء لمنهج السلف؟ حتّى الأمّة لا تَثِقُ أَيْضًا بالعلماء.
وهذه الطريقة رأيْنَا -وعلِمْتُمْ كذلك-: أنّ جميع الفِرَقِ المخالفة لأهل السنّة والجماعة: متّفقون على هذين الأاصلّيْنِ؛ وهما:
- مخالفة منهج السلف،
- وإسقاط الطاعة عن السلطان -سلطان المسلمين-.
تكلّمْتُ فيه عن الأدلّة مِن الكتاب والسنّة وكذا أقوال السلف الصالح.
ثمّ المبحث الرابع: تكلّمْتُ -هذا أيَضًا فصَّل الشيخ الرحيلي حول هذه المسألة- وهو: عدم تكفير أصحاب الكبائر.
في المطلب الأوّل: تكلّمْتُ عن الأدلّة وأقوال علماء أهل السنّة والجماعة في هذه المسألة.
في المطلب الثاني: تكلّمْتُ عن ضوابط وشروط وموانع التكفير عند أهل السنّة والجماعة؛ لأنّ الخوارج ليس لهم ضوابط ولا شروط في التكفير. هذا أصل مميز جدًّا لأهل السنّة والجماعة. ليس معنى ذلك أنّ أهل السنّة لا يكفِّرون بما وقع في المسائل المكفِّرة؛ ولكن عندهم ضوابط وشروط وموانع.
ثمّ في المطلب الثالث: تكلّمْتُ عن القول الفصل في الحكم بغير ما أُنْزِلَ. هذه النُقْطَة جعلْتُ فيها كلام: هم يقولون أنّ حُكَّام المسلمين لا يطبِّقون الشريعة، ولكن إذا تطبَّقْنا: ما يريدون بالشريعة؟ لأنّ غالب الدُوَل الإسلاميّة الآن فيها الصلاة، وفيها الزكاة، وفيها الحجّ؛ أليس هذه شريعة؟! وهم يقصرون فَهْم الشريعة على ماذا؟ تطبيق حكْم الحدود. فَهُمْ مُخطئون في فَهْمِ الشريعة نفسها، ولا يرون أنّ الذين يدعون إلى التوحيد أنّهم يُقيمون الشريعة، الذين يدعون إلى الأخلاق، إلى السنّة، وحُرْمَة البِدَعِ: لا يرون أنّهم يُقيمون الشريعة. وهذا شيء مُهِمٌّ جدًّا أنَّهم يفهمون أنّ إقامة الشريعة محصورة على إقامة الحدود.
جعلْتُ مثالاً: لو كان لنا بيت وفيه خراب -أو خراب كثير-؛ لو أسأل سؤالاً -يعني: المهج العقليّ-: أنّه نُصْلِح أشياء ضروريّة فقط، ولا نُخْرِبُ البيت كُلَّهُ، لأنَّ لو خَرَبْنَا البيتَ؛ فأين نَسْكُنُ؟! فكذلك نخاطب هؤلاء الذين يخرجون على حُكَّام المسلمين: لو خربْتُمْ البلاد؛ فأين يسكن المسلمون؟! فهذا -لذلك- جعلْتُ هذا المثال لهؤلاء الذين يُخربون بلاد المسلمين.
وأخيراً: ثمّ النتائج، ثمّ التوصيات.
ولضيق الوقْت: نكتفي إلى هنا وشكْراً على اجتماعكم، والحمد لله ربّ العالمين.
Dengan menyebut nama Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah, keluarga dan para Shahabat beliau, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai Hari Kiamat.
Pembahasan ini saya mulai dengan muqaddimah yang berisi:
- metode pembahasan,
- dan juga ucapan terima kasih dan penghormatan kepada panitia Muktamar, demikian juga kepada Negara Kuwait -baik pemerintah maupun rakyatnya-.
Kemudian, dalam pembahasan ini: saya berbicara mengenai prinsip-prinsip terpenting -yakni: [prinsip-prinsip] Ahlus Sunnah- yang di dalamnya Khawarij telah menyelisihi Ahlus Sunnah. Tidak semua prinsip-prinsip ‘Aqidah saya sebutkan; akan tetapi: yang paling penting saja. Dan yang terpenting ada dalam empat pembahasan; pada setiap pembahasan ada tiga fasal.
Pada pembahasan pertama: saya berbicara mengenai penyelisihan Khawarij terhadap salah satu prinsip Ahlus Sunnah; yaitu: wajibnya mengikuti Manhaj Salaf Shalih. Dan ini di antara sebab -bahkan sebab terbesar- [penyimpangan] seluruh firqah (kelompok sesat). Bukan hanya Khawarij saja; bahkan semua firqah; sebab penyimpangan mereka adalah: jauhnya mereka dari Manhaj Salaf Shalih.
Bukti akan hal ini adalah: pengaruh Manhaj Salaf dalam menasehati Khawarij -sebagaimana kita ketahui bersama-; yaitu: diskusi Ibnu ‘Abbas; dimana hal itu berpengaruh terhadap mereka, sehingga banyak dari mereka yang kembali (kepada kebenaran).
Demikian juga kisah Yazid Al-Faqir tatkala melewati Madinah dan mendengar Jabir bin ‘Abdillah sedang memberikan pelajaran di Masjid Nabawi: maka dia kembali dari pemikiran mereka (Khawarij).
Oleh karena itu: termasuk cara terpenting untuk melawan pemikiran menyimpang dan Ghuluw hanyalah terbatas pada Manhaj Salaf…Tidak ada cara untuk melawan pemikiran menyimpang dan Ghuluw melainkan hanya dengan Manhaj Salaf. Dan ini telah terbukti dalam sejarah yang telah kita sebutkan.
Demikian juga saya sebutkan dalil-dalil dari Al-Kitab (Al-Qur’an), As-Sunnah, dan perkataan para Salaf: untuk mengikuti Manhaj Salaf.
Dalam pembahasan yang kedua: saya berbicara mnegenai peringatan agar waspada dari ghuluw (berlebihan). Dan ini adalah ciri yang tampak sekali pada Khawarij: Ghuluw dan penyimpangan.
Dan saya jelaskan dalam pembahasan ini (dalil-dalil) dari Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang pernigatan dari Ghuluw -dan ini adalah: fasal yang pertama-.
Pada fasal yang kedua: saya berbicara mengenai sebab-sebab yang mengantarkan kepada Ghuluw.
Dan pada fasal yang ketiga -masih pembahasan yang kedua-: saya berbicara mengenai pengobatan terhadap pemikiran Ghuluw dan menyimpang.
Kemudian pembahasan ketiga: di antara prinsip Ahlus Sunnah Wal Jama’ah -yang di dalamnya Khawarij menyelisihi Ahlus Sunnah- adalah: wajibnya ta’at kepada penguasa dan ta’at kepada para pemimpin kaum muslimin.
Setelah membaca dan memperhatikan realita kaum muslimin; maka saya (bisa) membatasi bahwa: semua Ahlul Bid’ah bersepakat untuk menyelisihi dua pondasi:
(1)ta’at kepada penguasa, dan
(2)(mereka) menyelisihi Manhaj Salaf.
Dan inilah jalan mereka: mereka berusaha untuk menjauhkan manusia dari da’i-da’i Salafi, kemudian mereka mencela penguasa. Kenapa demikian? (Karena yang) mereka inginkan adalah: jika wibawa penguasa dan pemerintah kaum muslimin jatuh di kalangan kaum muslimin; maka dari sini mereka akan mampu untuk menyebarkan pemikiran mereka. Ketika kaum muslimin tidak percaya lagi dengan pemerintah mereka; maka mereka (Khawarij) akan menyebarkan pemikiran mereka.
Dan kenapa mereka (juga) ingin (menjauhkan manusia) dari dakwah para ulama (yang mengajak) kepada Manhaj Salaf? (Jawabnya): agar umat juga tidak percaya kepada para ulama.
Dan cari ini kami lihat -dan anda sekalian juga mengetahui-: Bahwa semua firqah yang menyelisihi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah; mereka semua sepakat di atas dua pondasi ini:
(1)menyelisihi Manhaj Salaf,
(2)dan melanggar keta’atan kepada penguasa-penguasa kaum muslimin.
Dan saya (juga) berbicara mengenai dalil-dalil dari Al-Kitab (Al-Qur’an) dan As-Sunnah, serta perkataan para Salafush Shalih tentang (masalah) ini.
Kemudian pembahasan keempat: saya berbicara -dan hal ini juga telah dirinci oleh Syaikh Ar-Ruhaili seputar masalah ini-; yaitu: Tidak mengkafirkan para pelaku dosa besar.
Pada fasal yang pertama: saya berbicara mengenai dalil-dalil dan perkataan para ulama Ahlus Sunnah Wal jama’ah tentang masalah ini.
Pada fasal yang kedua: saya berbicara mengenai kaidah-kaidah, syarat-syarat, dan penghalang-penghalang dalam masalah pengkafiran menurut Ahlus Sunnah Wal jama’ah; karena Khawarij tidak memiliki kaidah-kaidah dan syarat-syarat pengkafiran. Dan ini merupakan prinsip yang sangat istimewa bagi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Bukan berarti Ahlus Sunnah tidak mengkafirkan dalam hal yang terjadi pada masalah-masalah yang bisa menjadikan kafir; akan tetapi mereka memiliki kaidah-kaidah, syarat-syarat, dan penghalang-penghalang.
Kemudian pada fasal yang ketiga: saya berbicara mengenai perkataan yang benar dalam masalah berhhukum dengan selain hukum yang diturunkan (oleh Allah). Point ini saya jadikan di dalamnya pembicaraan bahwa mereka berkata: “Penguasa kaum muslimin tidak menerapkan syari’at.” Akan tetapi jika kita teliti lagi: Apa sebenarnya yang mereka maksud dengan syari’at? Karena sungguh, umumnya negara-negara Islam -(zaman) sekarang- di dalamnya (ada penerapan) Shalat, ada Zakat, (penduduknya) melaksanakan Haji; bukankah semuanya ini adalah Syari’at?! Jadi, mereka membatasi pemahaman syari’at pada hal apa? Pada penerapan hukum Hadd! Maka mereka salah dalam memahami syari’at itu sendiri. Mereka tidak menganggap bahwa (para da’i) yang berdakwah mengajak kepada Tauhid bahwa mereka menegakkan syari’at! Yang mengajak kepada akhlak, kepada Sunnah dan (menjelaskan) haramnya Bid’ah: mereka tidak menganggap bahwa (para da’i) tersebut sedang menegakkan syari’at! Dan suatu hal yang sangat penting; yaitu: bahwa mereka memahami bahwa menegakkan syari’at hanya terbatas pada penerapan hukum Hadd.
(Di sini) saya berikan contoh: Kalau kita memiliki sebuah rumah yang rusak -atau banyak kerusakan-; kalau saya bertanya: Secara akal: apakah kita memperbaiki hal-hal yang penting saja (dulu) dan tidak kita hancurkan rumah secara keseluruhan, karena kalau kita hancurkan rumah tersebut; lalu di mana kita akan tinggal?! Demikian juga kita bicara kepada mereka yang ingin memberontak melawan penguasa kaum muslimin: Kalau kalian hancurkan negeri ini; maka di mana kaum muslimin akan tinggal?! Oleh karena itulah saya jadikan hal ini sebagai permisalan bagi mereka yang ingin menghancurkan negeri kaum muslimin.
Terakhir adalah: Hasil-hasil (dari pembahasan) dan nasehat-nasehat.
Dan karena sempitnya waktu; kita cukupkan sampai di sini. Saya ucapkan terim kasih atas berkumpulnya anda sekalian. Dan segal puji bagi Allah Rabb seluruh alam.
1 komentar untuk "Teks Presentasi Ust. Dr. Ali musri Semjan Putra di Muktamar Ulama Internasional Kuwait"