Aksi Bela Islam Jilid 1,2 dan 3 Tuntutan : "Penjarakan Ahok - Atas Penistaan Agama"
AWAL MULA
Awal bulan diakhir tahun in, kita masih disibukan dengan isu tentang kasus penistaan Agama oleh tersangka Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Berawal dari video yang diambil oleh Buni Yani yang didapatkan dari video yang diunggah oleh pemprov DKI berkaitan tentang penyuluhan program pemerintah di kepulauan seribu. Video ini menjadi viral tersebar diberbagai social media. Bukan program yang disampaikan kepada masyarakat yang menjadi permasalahan, tapi potongan kalimat “…Dibohongi pakai surat Almaidah 51….” Yang menjadi sorotan berbagai kalangan.
Sontak hal ini membuat heboh masyarakat, banyak umat muslim yang merasa tersinggung atas ucapan gubernur Jakarta tersebut. Karena dinilai ucapannya ini sangat tendensius, yang rawan dan memancing terjadinya konflik ditengah masyarakat.
Gejolak opini membludak juga di social media. Masyarakat muslim, para ulama, kiayi, ustadz sangat tersinggung atas ucapan tersebut. Mereka menuntut agar ahok diperiksa dan dihukum atas perkataanya. Dorongan tuntutan terus mengalir ditengah masyarakat. Namun sepertinya tuntutan ini tidak mendapatkan respon yang cepat dari pihak kepolisian. Timbulah aksi masa yang menuntut agar ahok diadili atas ucapanya tersebut. Aksi masa pertama kali dilakukan pada hari Jum’at 14 Oktober 2016 dengan diikuti sekitar ratusan ribu masa.
Bebebrapa waktu berlalu akan tetapi tak kunjung diperiksa juga Pa Ahok itu, masyarakat semakin geram dan merencanakan untuk melakukan aksi masa lanjutan.
AKSI MASA LANJUTAN, TIMBULNYA 411
Aksi lanjutan yang ke 2 dilaksanakan pada 4 November 2016 atau dikenal juga dengan aksi 411. Masa yang hadir di aksi ke 2 ini lebih banyak dari peserta aksi yang pertama. Diluar dugaan intelejen masa membeludak sampai ke jalan dengan satu suara dan tuntutan yang sama “Penjarakan Ahok”. Aksi yang dimulai setelah shalat jum’at di masjid Istiqlal tersebut berjalan lancar, aman dan tertib sampai sore hari. Namun sayang ketika matahari mulai tenggelam dan malam mulai menyelimuti timbul tindakan-tindakan provokasi dari sebagian peserta aksi masa yang menyebabkan ada sedikit bentrokan antara peserta aksi dan pihak keamanan. Tapi kejadian ini bisa direda sampai akhirnya suasana bisa kondusif kembali hingga sampai akhirnya masa membubarkan diri ketika dini hari.
Tuntutan masa di aksi 411 adalah sama halnya dengan tuntutan pada aksi yang pertama yaitu “Penjarakan Ahok” setelah aksi 411 ini selesai. Polri mulai memeriksa ahok atas dugaan penistaan Agama. Proses pemeriksaan ini menjadi sorotan media & netizen. Presiden menghimbau agar kasus ini dibuka secara transparan dan tidak ada intervensi dari pihak manapun .
MENJADI TERSANGKA TAPI TAK DITAHAN?
Setelah dilakukan pemeriksaan akhirnya ahok ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penistaan Agama. Tapi masyarakat masih kecewa, Karena walaupun ahok sudah resmi menjadi tersangka tapi belum dilakuka penahanan oleh pihak kepolisian.
RENCANA LANJUTAN AKSI BELA ISLAM JILID III
Luka umat muslim belum terobati, GNPF MUI menjadi organisasi terdepan yang mewakili masyarakat muslim untuk menuntut pemerintah agar segera mengadili Ahok berencana untuk kembali melakukan aksi selanjutnya dengan tuntutan yang sama dengan tuntutan pada aksi jilid 1 dan 2.
HAMBATAN DARI KEPOLISIAN?
Awalnya beredar kabar bahwa aksi bela islam jilid III/3 ini akan dilaksanakan pada tanggal 25 November 2016, tapi ternyata waktunya berubah menjadi tanggal 2 Desember 2016 atau dikenal juga aksi 212. Sebelumnya terjadi sedikit gesekan antara pihak GNPF MUI dengan pihak kepolisian berkaitan dengan aksi ini, Karena pihak kepolisian seakan menghambat warga yang akan melakukan aksi bela islam jilid 3 ini. Bahkan tersevar kabar PO bus pun dilarang untuk mengangkut jama’ah dari luar kota yang akan datang ke Jakarta mengikuti aksi ini. Tapi yang luar biasa adalah hal tersebut tidak menghalangi dan menghambat keinginan masyarakat untuk datang ke Jakarta. Salah satu rombongan masa yang menjadi perbincangan adalah masa dari Ciamis Jawa Barat yang memutuskan untuk berjalan kaki dari Ciamis ke Jakarta untuk mengikuti aksi bela islam jilid 3. Aksi berjalan kaki ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari masyarakat lainnya.
Menjelang hari H Aksi Bela Islam Jilid 3, diadakan pertemuan oleh panitia aksi dan pihak kepolisian membahas tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan pada 212 besok. Termasuk berkaitan dengan keamanan dan ketertiban agar aksi ini tetap berjalan damai tidak merakhir dengan hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Dalam pertemuan tersebut pula disepakati bahwa pihak kepolisian tidak akan mempersulit masyarakat dari daerah untuk datang ke Jakarta mengikuti aksi ini Bela Islam Jilid 3
AKSI SUPER DAMAI BELA ISLAM JILID III - AKSI 212
Setelah kesepakatan yang dilakukan oleh panitia GNPF MUI dan Pihak kepolisian tentang aksi damai ke 3 yang dilakukan oleh masyarakat yang menuntut agar Gubernur Jakarta segera ditahan atas dugaan penistaan Agama, akhirnya diputuskan dan disepakati bahwa aksi tersebut dilangsungkan pada tanggal 2 Desember 2016 dan berpusat di Monas, konsep acara juga berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya. Pihak GNPF MUI dan Polri membuat acara yang bersifat keagamaan seperti Doa & zikir bersama yang diakhiri dengan shalat jum’at berjama’ah di lapangan Monas.
KEHADIRAN PRESIDEN JOKOWIDODO
Aksi berjalan dengan damai dan tertib tanpa ada kendala sama sekali, jumlah peserta aksi membeludak diluar dugaan panitia dan pihak keamanan, tapi Alhamdulillah, aksi berjalan dengan sangat kondusif dan berjalan sesuai dengan temanya “Aksi Super Damai”. Diakhir acara Presiden Joko Widodo menyempatkan hadir di tengah-tengah kerumunan masa, untuk menyampaikan apresiasinya kepada peserta aksi yang melangsungkan aksi ini dengan tertib dan damai, beliau juga mengucapkan selamat kembali ketempatnya masing-masing dan membubarkan diri dengan tertib.
Aksi Super Damai , Bela Islam Jilid 3 ini memberikan kesan tersendiri kepada masyarakat yang mengikutinya, haru bercampur syukur menjadi satu atas kecemburuan dan kecintaanya kepada kitab suci yang mendapatkan perlakuan kurang menyenankan dari seorang pejabat yang sedang menyampaikan perkataan yang menyakiti saat penyuluhan program-program pemerintah.
Bagi sebagian orang yang tidak mengikuti aksi ini, tidak menghalangi mereka untuk mendoakan keselamatan kepada para peserta aksi dan bangsa Indonesia, selain doa bantuan berupa logistik juga mengalir deras dari para dermawan kepada peserta aksi. Saya termasuk orang yang meyakini bahwa demo adalah bukan jalan terbaik untuk menasihati pemerintah, namun saya tetap menghargai dan mengapresiai kecintaan mereka terhadap Agama dan Kitab sucinya.
Semoga Allah berikan hikmah atas kejadian ini dan diberikan petunjuk jalan yang lurus bagi kita semua.
"PERANG" BELUM BERAKHIR, BUNG!
Aksi telah selesai, berjalan dengan tertib dan damai. Apakah “peperangan” di dunia maya juga telah selesai. Apakah aksi saling sindir dan “nyinyir” sudah berakhir?, apakah tindakan saling menjatuhkan dan memojokan sudah rampung?. Ternyata tidak, masing-masing oknum masih mencari-cari cacat baik kepada yang pro maupun kepada yang kontra atas aksi ini. Bahkan berbagai opini dan komentar di dunia maya terlihat lebih sibuk ketimbang aksi yang berjalan. Memanfaatkan situasi untuk menyerang kelompok-kelompok tertentu juga bermunculan. Tapi itulah karekteristik sebagian Netizan yang begitu senang untuk saling menghujat, berkata bebas seperti tak ada yang mengawasi, saling menghina dan mengolok-olok seperti menjadi tabiat mereka. Kita sepakat bahwa tindakan yang dilakukan tersangka merupakan kesalahan yang harus diadili oleh pihak berwenang, masalah pro dan kontra tentang aksi turun kejalan/demo seharusnya masing-masing pihak bisa menahan diri dan menghargai atas keyakinannya masing-masing, mengolok-olok orang yang meyakini bahwa aksi turun kejalan/ demo adalah perbuatan yang keliru tidak akan merubah keyakinan mereka, Karena pastinya mereka juga punya alasan tertentu kenapa mereka tidak ikut turun kejalan. Sebaliknya “nyinyiran” dari sebagian kita kepada masyarakat yang melakukan aksi juga bukan merupakan perbuatan terpuji.
212 berakhir, ternyata ada aksi susulan yang dimotori oleh partai-partai politik pendukung pemerintah. Acara ini mengusung tema “Parade Budaya, Kita Indonesia” yang dilaksanakan padi tanggal 4 Desember 2016, namun disayangkan aksi parade budaya ini dinilai telah menyalahi aturan tentang pemanfaatan CFD, Karena para peserta banyak yang mengenakan atribut partai seperti kaos, bendera, umbul-umbul dan sebagainya.
BOIKOT SARI ROTI?
Bola panas masih mengalir di lapangan media sosial, sensitifitas kaum muslimin Indonesia sedang tinggi-tingginya, ibarat bensin yang apabila kita sulutkan api akan sangat cepat membesar dan menjalar. Siapapun dia, apapun jabatanya, ormaskah, stasiun TV kah, perusahan besarkah apabila mereka salah-salah berucap atau berpandangan tentang aksi pembelaan terhadap Al Qur’an maka siap-siap untuk ditolak dan diboikot masyarakat.
Sebut saja salah satu stasiun televisi terbesar yang dinilai tidak obyektif dalam pemberitaan aksi Super Damai 212, tidak hanya diusir saat peliputan dilapangan bahkan hastag boikotnyapun menjadi trending topik di Twitter. Mereka menganggap stasiun televise ini sering tidak adil dan obyektif saat menyuguhkan pemberitaan tentang Islam ke masyarakat. Al hasil stasiun televise ini sudah tidak mendapatkan simpati kembali dihati masyarakat atau minimal memiliki citra kurang baik dimata mereka.
Selanjutnya boikot produk Roti familiar yang sudah dikenal disekitar kita, berawal dari sebuah pengumuman/klarifikasi dari sebuah perusahaan roti tentang pembagian produknya secara gratis yang sebelumnya sudah diborong oleh seseorang untuk dibagikan secara Cuma-Cuma kepada peserta aksi. Alih-alih ingin menjaga Nasionalisme, keutuhan NKRI dan Bhineka Tungga Ika selanjutnya menyatakan bahwa tindakan tersebut (menggratiskan produk) diluar kebijakan perusahaan malah menjadi boomerang bagi perusahaan mereka sendiri.
Banyak yang berkomentar bahwa tindakan perusahaan terlalu berlebihan dan seolah-olah menyatakan bahwa aksi damai 2 Desember 2016 tidak menjaga Nasionalisme, keutuhan NKRI dan Bhineka Tungga Ika . Hal ini mendapatkan banyak kritikan netizen dan berbagai kalangan, salah satu yang terbaik adalah dari Rendy Saputra. Sebenarnya bukan sebuah kritikan, hasutan untuk memboikot atau apalah itu tapi apa yang ditulis oleh CEO Keke Busana ini merupakan masukan terbuka yang ditujkan kepada manajemen perusahaan tersebut. Inti dari tulisan insan professional bisnis (begitu beliau memperkenalkan diri) adalah perusahaan harus mengevaluasi hubungan dengan publik, menurutnya tindakan tersebut berlebihan dan tendensius kepada kaum muslimin yang melakukan aksi 212. Selain itu perusahaan seharusnya memperhatikan juga muslim sebagai segmen pasar yang harus diprioritaskan mengingat bahwa kaum musimin merupakan konsumen terbesar perusahaan ini. Selanjutnya beliau menambahkan perusahaan sebaikanya menghindari isu kontroversial untuk meningkatkan branding dan dipikirkan kembali ujung dari viralitas tersebut membawa ke Brand Hell atau Brand Heaven. Terakhir dari tulisan beliau adalah agar perusahaan meminta maaf kepada kaum muslimin dan mengapresiasi keputusan peserta (aksi) yang meborong produk tersebut.
Sudah sampai disitu saja inti dari tulisan yang berisi tentang masukan beliau kepada pihak perusahaan roti yang membuat pernyataan klarifikasi terkait produknya yang dibagikan secara gratis kepada peserta aksi 212 dan tidak ada ajakan untuk memboikot produk roti tersebut dari tulisan diatas, Karena kita perlu memperhatikan juga bahwa dibawah perusahaan tersebut banyak kebutuhan ekonomi orang banyak salah satunya pedagang yang kemarin rotinya diborong juga. Bila mata pencaharian mereka terputus Karena aksi-aksi boikot serampangan ini sangat disayangkan mengingat produk mereka pun adalah produk yang halal dikonsumsi oleh kita semua.
Menjadi pelajaran bagi kita semua, kejadian-kejadian yang telah kita lihat dan saksikan bersama merupakan sebuah reaksi dari sikap-sikap sebagian orang/kelompok yang meremehkan kekuatan kaum muslimin Indonesia yang merupakan Negara dengan berdasarkan ketuhanan yang maha esa dan jumlah penduduk muslim terbesar didunia. Menjadi pelajaran bagi mereka juga yang memandang sebelah mata kepada Agama Islam yang telah dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum Indonesia Merdeka. Puncaknya adalah ketika pejabat negeri ini berani secara terang-terangan berbicara tentang kitab suci Al Qur’an yang tidak diimaninya.
bersambung . . .
1 komentar untuk "Aksi Bela Islam Jilid 1,2 dan 3 Tuntutan : "Penjarakan Ahok - Atas Penistaan Agama""