DPR RI : Isu Wahabisme Sudah Tidak Relevan di Indonesia
DPR RI : Isu Wahabisme Sudah Tidak Relevan di Indonesia
Masih ingat beberapa tahun lalu ada sebuah organisasi forum di Bekasi yang mengadakan beberapa kajian tentang Isu Salafi-Wahabi? Yang intinya mereka mengajak masyarakat untuk menolak paham salafi dan dianggapnya paham tersebut merupakan paham Radikal yang menjadi penyebab lahirnya aksi-aksi teror yang meresahkan.
Beberapa Minggu lalu juga terjadi penghentian pengajian seorang ustadz yang dilakukan suatu ormas Islam, mereka menganggap bahwa ustadz yang menyampaikan kajian tersebut adalah bagian dari ustadz Wahabi yang mempunyai pemikiran yang meresahkan masyarakat.
Kemudian apakah benar, bahwa paham Wahabi adalah paham yang berbahaya dan berpotensi menimbulkan munculnya terorisme-terorisme yang berbahaya bagi kehidupan masyarakat yang damai? Atau sebaliknya, bahwa pokok masalahnya hanya ada pada perbedaan pemahaman terhadap agama Islam ini. Sedangkan tentang pemahaman Salafi/Wahabi tidak ada yang menyimpang, karena ia hanya mengikuti Al Qur'an dan Hadits dengan pemahaman para Shalafush Sholeh. Sebagaimana juga pernah disinggung oleh sang Proklamator Ir. Soekarno dalam bukunya, bahwa pergerakan Wahabi adalah pergerakan pemurnian Islam, mengembalikan pemahaman Islam kembali kepada zaman dimana Rasulullah dan para sahabatnya masih hidup.
Isu Wahabi sudah tidak bisa dijadikan persoalan di Indonesia pada saat ini. Wakil ketua DPR Fahri Hamzah sebagaimana yang dimuat di situs web resmi DPR.Go.Id menilai isu Wahabi sudah tidak relevan karena hubungan antara Indonesia dengan Arab Saudi sudah terjalin baik sejak lama. Bahkan banyak pendiri bangsa yang mengenyam pendidikan di Mekkah Saudi Arabia.
Beliau juga mengatakan: “Tak ada perbedaan, orang hanya mempertajam persoalan. Blame terhadap ektrimitas itu di dorong secara liar. Padahal Indonesia sudah bergumul dengan berbagai macam pemikiran, termasuk Wahabi. Pemimpin pergerakan nasional dan Islam rata-rata alumni Mekkah. KH Hasyim Asyari pendiri NU dan KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah misalnya itu alumni Mekkah,” jelas Fahri.
Dan isu Wahabi ini juga tidak bisa dijadikan alasan Indonesia berkonflik dengan Arab Saudi : “Nah sekarang ada orang yang menakut-nakuti dengan isu wahabi. Padahal itu sudah dilampaui oleh kita. Kita tak lagi menganggapkan sebagai sesuatu yang ekstrim,” tuturnya.
“Kita memikirkannya sebagai suatu pandangan pemikrian yang positif dan oleh karena itu tidak ada alasan utk menjadikan ini sebagai momok bahkan menjadi sebab kita untuk berkonflik,” sambung Fahri Hamzah.
Kemudian beliau mendukung pemerintah untuk tetap menjaga hubungan baik dengan Arab Saudi sebagaimana telah terjalinnya MOU kerjasama diberbagai bidang antara pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Saudi Arabia dan berharap kita semua tidak terpengaruh oleh isu yang menjauhkan hubungan antara Indonesia dengan Arab Saudi, salah satunya isu Wahabi ini.
Ref :
dpr.go.id
Posting Komentar untuk "DPR RI : Isu Wahabisme Sudah Tidak Relevan di Indonesia"
Posting Komentar