Camping BEM STITNus di Mandalawangi Cibodas

Pertama Kali Camping di Bumi Perkemahan Mandalawangi Cibodas

Libur akhir tahun akan segera tiba, biasanya kita sudah sibuk buat agenda liburan, dari mudik ke kampung tercinta atau sekedar jalan-jalan biasa. Berbeda dengan saya, yang sudah libur duluan karena persiapan UAS semester 3.

IDE AWAL

Munculah ide untuk mengadakan camping ceria dengan beberapa teman saja, tapi pengurus BEM lainnya ingin ikut dalam kegiatan ini. Sebagai ketua, rasanya  tidak adil kalau hanya mengajak beberapa, tentu akan ada kecemburuan sosial walau cuma  agenda kecil seperti ini.


Akhirnya kami memutuskan untuk memadukan kegiatan jalan-jalan dengan rapat kerja Badan Eksekutif Mahasiswa STIT Nusantara. Menggunakan konsep acara formal, maka kami harus siap persyaratan administrasi seperti surat-surat pemberitahuan sampai masalah birokrasi perijinan orang tua dan pihak kampus.

CAMPING DI MANDALAWANGI

Oh ia, dari awal belum dikasih tau kita mau kemana ya...hee

Kegiatan camping ini akan dilaksanakan di bumi perkemahan Mandalawangi Cibodas, tempat yang tidak asing untuk kegiatan perkemahan dengan hiasan Gunung Gede Pangrango dan udara segar di kaki gunungnya.


Beberapa kali kami mengadakan pertemuan untuk menyusun perancanaan kegiatan yang akan dilakukan nantinya serta menyiapkan beberapa peralatan, perlengkapan dan logisitik yang dibutuhkan dalam perkemahan, persiapan pemberangkatan,teknis dalam perjalannya dan sebagainya, hal ini perlu dibicarakan agar tidak terjadi kesalahpahaman.

TOURING MANDALAWANGI VIA PUNCAK

Kemi menuju mandalawangi menggunakan Sepeda Motor ala-ala touring, hal ini dilakukan untuk menekan budget transportasi, mengingat jarak yang ditempuh dari Bekasi ke Cibodas juga tidak terlalu jauh hanya memakan waktu sekitar 3-4 jam, maka pilihan ini dirasa pas buat dompet para mahasiswa.


Setiap perjalanan memiliki resiko, apalagi perjalanan yang akan kita tempuh hanya menggunakan sepeda motor. Belum lagi berangkat, kami mendapatkan kabar kecelakaan yang dialami teman dijalur yang akan kita lalui nantinya. Tentu hal ini membuat kami harus lebih berhati-hati dalam berkendaraan dan mengutamakan keselamatan dalam perjalanan. 

Pengarahan kami lakukan kepada peserta tentang standar keselamatan bermotor dan hal apa saja yang harus diperhatikan ketika melakukan perjalanan jauh seperti ini. Hal penting lain, kita juga berdoa untuk diberikan kelancaran dan keselamatan nantinya. Berbagai usaha apapun tanpa adanya doa tetap saja tak ada daya dan upaya kecuali dengan ijin yang Maha kuasa.


2 KLOTER ROMBONGAN

Tiba di hari "H" 30 November 2019 kami membagi keberangkatan jadi 2 rombongan. Ada yang berangkat pagi dan juga yang sore hari, keberangkatan pagi untuk menyiapkan tiket masuk, booking area, gelar tenda dan masak kecil-kecilan. Rombongan kedua adalah mereka yang masih sibuk kerja dipagi sampai siang hari, menyusul kami yang sudah siap menyambut di perkemahan Mandalawangi.

Alhamdulillah Kloter rombongan awal tidak mengalami kendala besar dalam perjalannya, hanya telat sedikit karena ramainya jalur puncak diakhir pekan. 

Tiba di gerbang Cibodas pukul 10.00 wib kami langsung mengarahkan motor keparkiran dengan menitipkan helm pada tempat peristirahatannya eh penitipannya maksudnya. Seletah menurunkan barang bawan serta melepas tas carir besar dari pundak, tatapan mata kami terarah kepada pos kecil berwarna putih tepat dibawah gapura selamat datang di Bumi Perkemahan Mandalawangi. Kami pikir itu adalah tempat pembelian tiket masuk dan sewa alat-alat untuk kemping, ternyata memang benar. Kalian pasti tau apa yang kami lakukan selanjutnya.

Jujur ini adalah kali pertama saya memasuki gerbang Perkemahan Mandalawangi, padahal sudah 3 kali saya mendaki Gunung Gede Pangrango yang semuanya adalah masuk kawasan wisata Cibodas dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Kali pertama juga saya buka tenda tanpa harus melewati pos-pos pendakian yang curam, oh inikah yang dinamakan camping ceria tanpa harus lewati lelah. Hmm

Waktu berjalan, sore mulai datang, kabut muncul dengan dingin sebagai tanda malam akan segera tiba. Rombongan kedua bersiap, berkumpul di kampus untuk kebarangkatan selanjutnya. Janji pukul 15.00 Wib sudah tiba disana, tapi tetap saja warga +62 sudah terbiasa dengan jam karetnya. Entah kenapa budaya buruk ini masih tetap dipelihara, padahal di negara-negara maju sudah dipunahkan karena bisa menghambat pertumbuhan suatu bangsa sebab sumber daya manusianya yang tidak bisa menghargai waktu orang lain.

Memulai keberangkatan di petang hari, tiba-tiba langit menggelap dan awan mengumpul. Sepertinya akan hujan, tapi rombongan ini tetap melanjutkan perjalanan sampai benar turunnya air dari langit yang memberhentikan perjalanan mereka untuk berteduh dan memakai jas hujan. 

Kami yang di Cibodas mencoba berkomunikasi dengan rombongan kedua, untuk mengetahui kondisi dan posisi mereka sampai saat ini juga memastikan semuanya baik-baik saja. Disinipun hujan turun mengguyur tenda-tenda yang kami dirikan. Beberapa tenda mengalami rembes yang parah bahkan sampai banjir, karena lupanya membawa flysheet untuk melapisi tenda yang 1 layer.


Langit gelap, malampun tiba tapi rombongan kedua belum sampai juga. Bukan hanya hujan, beberapa drama juga menjadi kendala perjalanan mereka. Konsekuensi membawa orang banyak, akan sesuai dengan banyaknya kemungkinan resiko masalah yang akan muncul dalam setiap kegiatan.

Baru sekitar pukul 23.00 wib kami mendapatkan kabar bahwa mereka sudah memasuki area wisata Cibodas, sedikit lega karena mereka datang dengan selamat walaupun tidak sesuai  dengan waktu perkiraan kami awalnya.

Sampai ditenda, mereka langsung bersitirahat dan menyeduh beberapa minuman instan untuk menghangatkan badan dan juga mengurangi rasa lelah selama perjalanan.

PAGI HARI . . .

Waktu terbaik dipegunungan adalah pagi hari, udara yang masih sejuk, kicauan burung, kabut tipis, embun-embun didedaunan serta warna-warni bunga merekah melengkapi keindahan danau yang ada tepat didepan kami berkemah.

Momen seperti ini yang membuat kami betah disana dan rindu ketika berlama-lama meninggalkannya. Suasana yang hampir tak ada di perkotaan, bertolak belakang dengan kesibukan kami sebagai warga ditempat kaum urban.

Setelah sarapan pagi dan membersihkan diri kami melakukan breafing sejenak untuk persiapan menuju curug Cibeureum. Tapi saya dan 2 teman lainnya memilih tetap ditenda untuk menjaga barang-barang dan juga menyicil untuk persiapan pulang. 


Dalam perjalanan kali ini, banyak cerita dan pelajaran yang kami dapatkan atau setidaknya kita bisa memahami karakter asli dari beberapa orang yang ada dalam satu organisasi yang kita jalankan. Pertumbuhan kebersamaan, kekompakan dan kerjasama juga kami rasakan sebagai modal awal untuk melakukan perubahan-perubahan besar dimasyarakat nantinya.

Sudah ya guys, sampai jumpa di perjalanan selanjutnya...


Posting Komentar untuk "Camping BEM STITNus di Mandalawangi Cibodas"