Singa Lapar Tak Pernah Takut Melihat Mangsa

"Singa Lapar Tak Pernah Takut Melihat Mangsa"
Kita marah ketika kitab suci kita dianggap bohong atau minimal dianggap sebagai alat untuk membohongi. Kesal beriring geram menggerutu dalam hati, ko seberani itu seorang pejabat publik berbicara tentang kitab suci agama lain.
Kami tidak sedang membahas kehebatannya memimpin Jakarta saat ini, karena banyak pemimpin-pemimpin yang lebih hebat dari pada dia namun Allah tetap tidak mencintainya, contoh nyata seperti Fir'aun ketika masanya. Bukan kehebatan itu yang menjadi tolak ukur seorang muslim menilai seseorang, yang menjadi ukuran adalah kadar keimanan karena sebaik apapun seseorang akan tetap sia-sia tanpa iman dihatinya, baik ya...hebat yaaa..tapi itu hanya di mata Manusia bukan di Mata Allah.
Karena kebaikan yang paling baik adalah ketika seseorang meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah karena ia yang menciptakan manusia yang menciptakan alam semesta beserta isinya, yang memberikan Rizki kepada kita dsb. Dan keburukan yang paling buruk adalah ketika kita menyekutukan Allah, tidak percaya akan ke esaan Allah dan kesombongan hati yang berkata bahwa harta yang kita miliki didapat atas kepintaran dan kepandaian kita semata. Kebaikan sebessar apapun akan sia-sia bila kita kufur kepada sang pencipta.
Oke baik kita tidak memaksa seseorang untuk pindah dari satu agama ke agama lainnya. Karena dalam Islam itu tak ada paksaan untuk menerima kebenaran Islam karena kewajiban seorang muslim hanya menyampaikan bukan memaksakan. Dan seorang muslim juga tidak serampangan untuk menyerang orang non muslim karena dalam Islam sendiri ada aturan dalam bermuamalah dengan orang non muslim.
Islam hanya menyerang kafir yang menyerang kaum muslimin, adapun kafir yang masih dalam perjanjian perdamaian maka kita tetap bisa berhubungan baik dengan mereka. Karena Rasulullah sendiripun mencontohkan bahwa brliau berinteraksi dan bermuamalah dengan orang-orang non muslim baik dalam berjualan, gadai menggadai dsb.


Inilah keindahan dan kehebatan Islam, kami akan tetap baik jika tak terusik. Bahkan ketika diusikpun kita diajarkan untuk tetap sabar, tapi ketika genderang perang ditabuh kami akan seperti singa lapar yang melihat musuh seperti mangsa. Adakah rasa takut ketika singa berhadapan dengan mangsa?

Posting Komentar untuk "Singa Lapar Tak Pernah Takut Melihat Mangsa"